Menggambar adalah sebuah seni (karya seni) yang banyak sekali dikuasai berbagai orang di dunia. Dari yang menggambar secara biasa, sampai yang bisa menggambar dengan expert dan akhirnya dipamerkan. Harga sebuah lukisan/gambar pun bisa sampai milyaran atau triliunan. Taruhlah lukisan-lukisan yang terkenal di seluruh penjuru dunia, misalnya lukisan monalisa karya leonardo da vinci. Lukisan tersebut nilainya sangat tinggi, dan menghabisakan waktu bertahun-tahun dalam pembuatannya.
Aku sendiri adalah seseorang yang mempelajari seni menggambar sejak kecil, walaupun tidak didukung dengan mengambil studi khusus, tapi dengan berlatih terus menerus, dan menggunakan alat gambar seadanya, aku bisa membuat gambar-gambar yang bagus. Dan aku menaruh minat gambarku dengan menggambar manusia/orang. Karena dari kecil aku sangat suka dengan anime Jepang. Gambar yang kubuat dari yang benar-benar kartun, animasi, hingga sketsa dari foto.
Gambar dalam bahasa Arab adalah “tashawir” atau “shuwar” yang mencakup pengertian berhala, patung, arca, boneka, ukiran, lukisan,foto, potret, film. Gambar termasuk kedalam kategori kesenian, kebudayaan. Penggambar, pembuat gambar, tukang gambar dipadankan dengan “mushawwir”.
Tapi, bagaimana Islam berkata soal menggambar? Di sini aku akan membahas apa yang sudah aku rangkum dari berbagai sumber dan pandangan.
Ada hadist-hadist seperti di bawah ini:
ﺇِﻥَّ ﺃَﺷَﺪَّ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻋَﺬَﺍﺑًﺎ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺍﻟْﻤُﺼَﻮِّﺭُﻭﻥَ
“Sesungguhnya manusia yang paling keras siksaannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para penggambar.” (HR. Al-Bukhari no. 5950 dan Muslim no. 2109)
ﻛُﻞُّ ﻣُﺼَﻮِّﺭٍ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻳُﺠْﻌَﻞُ ﻟَﻪُ ﺑِﻜُﻞِّ ﺻُﻮْﺭَﺓٍ ﺻَﻮَّﺭَﻫَﺎ ﻧَﻔْﺲٌ ﻳُﻌَﺬَّﺏُ ﺑِﻬَﺎ ﻓِﻲ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ
“Setiap penggambar berada dalam neraka, setiap gambar yang dia telah gambar akan diberikan jiwa (dihidupkan oleh Allah) yang dengan gambar itu dia akan disiksa di dalam Jahannam.”
Lalu Ibnu Abbas berkata, “Jika kamu harus untuk menggambar maka gambarlah pohon dan apa saja yang tidak mempunyai nyawa.” (HR. Al-Bukhari no. 2225 dan Muslim no. 5540)
Dalam riwayat muslim:
ﺃَﻧَّﻬَﺎ ﻧَﺼَﺒَﺖْ ﺳِﺘْﺮًﺍ ﻓِﻴﻪِ ﺗَﺼَﺎﻭِﻳﺮُ ﻓَﺪَﺧَﻞَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓَﻨَﺰَﻋَﻪُ ،: ﻗَﺎﻟَﺖْﻓَﻘَﻄَﻌْﺘُﻪُ ﻭِﺳَﺎﺩَﺗَﻴْﻦِ
“Dia (Aisyah) memasang tirai yang padanya terdapat gambar-gambar, maka Rasulullah masuk lalu mencabutnya. Dia berkata, “Maka saya memotong tirai tersebut lalu saya membuat dua bantal darinya.”
“Mereka (ahli kitab), jika ada seorang yang saleh di antara mereka meninggal, mereka membangun masjid di atas kuburnya dan mereka menggambar gambar-gambar itu padanya. Merekalah makhluk yang paling jelek di sisi Allah pada hari kiamat.” (HR. Al-Bukhari no. 427 dan Muslim no. 528)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﻇْﻠَﻢُ ﻣِﻤَّﻦْ ﺫَﻫَﺐَ ﻳَﺨْﻠُﻖُ ﻛَﺨَﻠْﻘِﻲ ﻓَﻠْﻴَﺨْﻠُﻘُﻮﺍ ﺑَﻌُﻮﺿَﺔً ﺃَﻭْ ﻟِﻴَﺨْﻠُﻘُﻮﺍ ﺫَﺭَّﺓً
“Allah Azza wa Jalla berfirman, “Siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang berkehendak mencipta seperti ciptaan-Ku. Kenapa mereka tidak menciptakan lalat atau kenapa mereka tidak menciptakan semut kecil (jika mereka memang mampu)?!” (HR. Al-Bukhari no. 5953, Muslim no. 2111, Ahmad, dan ini adalah lafazhnya)
ﻣَﻦْ ﺻَﻮَّﺭَ ﺻُﻮﺭَﺓً ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻛُﻠِّﻒَ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺃَﻥْ ﻳَﻨْﻔُﺦَ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺍﻟﺮُّﻭﺡَ ﻭَﻟَﻴْﺲَ ﺑِﻨَﺎﻓِﺦٍ
“Siapa saja yang menggambar suatu gambar di dunia maka pada hari kiamat dia akan dibebankan untuk meniupkan roh ke dalamnya padahal dia tidak akan sanggup meniupkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 5963 dan Muslim no.5541)
Maka, disimpulkan bahwa dari hadist-hadist tersebut, menggambar MAKHLUK HIDUP itu dilarang. Makhluk hidup yang dimaksud adalah yang bernyawa seperti manusia atau binatang. Tetapi tumbuhan atau benda mati diperbolehkan untuk digambar.
Ada yang beranggapan bahwa ditakutkan manusia kemudian akan menyembah gambar tersebut seperti menyembah berhala. Ada juga yang beranggapan bahwa hal tersebut seolah-olah ingin menyaingi Allah swt, seolah-olah si penggambar mampu membuat ciptaan yang jauh lebih baik atau sempurna.
Itu juga yang menjadi alasan Rasulullah SAW melarang keras ada yang menggambar dirinya (makanya selama ini biasanya gambaran Rasulullah SAW adalah berupa cahaya saja, tidak berwujud manusia), karena (sepengetahuan saya) Rasulullah SAW mengkhawatirkan gambar tersebut akan disembah, atau lebih parah lagi akan dibuat patungnya, dan yaahh... intinya, ada ajalah yang akan terjadi dengan umat manusia, hanya karena sebuah gambar. Dari gambar tersebut bisa jadi berkembang menjadi sebuah patung, kemudian faham mulai menyimpang dan akhirnya di sembah-sembah. Seperti agama nasrani, yang dengan 1 buah gambar bisa dijadikan patung, lukisan-lukisan, bahkan seseorang bisa dimirip-miripkan untuk menjadi sebuah film. Hal seperti inilah yang ditakutkan oleh Rasulullah SAW.
Namun, tidak semua beranggapan demikian. Akhirnya muncul alasan-alasan lain yang memberi 'ruang' untuk para penggambar yang intinya adalah membolehkan untuk menggambar makhluk hidup dengan kondisi seperti berikut:
1. Ada sebuah kejadian yang buruk sebelum Rosulullah SAW bersabda seperti di atas tadi. Ternyata pada saat itu di arab sangat marak orang orang yang mengoleksi gambar gambar porno yang semakin menggilakan tingkah manusia.Lalu Rosulullah SAW pun bersabda tentang pelarangan mengoleksi gambar. Dan yang dimaksudkan adalah gambar gambar porno. Bukan hanya satu atau dua hadits, tetapi ada banyak hadits yang menerangkan hal-hal semacam diatas.
2. Yusuf Qardhawi menulis buku berjudul “Al-Halal wal-Haram fil-Islam” (Edisi Indonesia berjudul : “Halal dan Haram menurut Islam”, terbitan Bina Ilmu, Surabaya). Pada halaman 72-82, Penulis membagi gambar, yaitu yang haram seperti arca-arca, yang makruh seperti ukiran yang digambar diatas ertas, papan, tembok, yang mubah (yang boleh) seperti foto.
TETAPI Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan membantah, mengoreksi Yusuf Qardhawi dengan bukunya “Al-I’lam binaqd kitab al-Halal wal-Haram” (Edisi Indonesia “Kritik Terhadap Buku Halal Dan Haram Dalam Islam”, terbitan Pustaka istiqamah, Surabaya, 1996, hal 48-60).
Dalam Shahih Bukhari terdapat hadits-hadits tentang gambar. Semuanya mengisyaratkan bahwa gambar, menggambar itu sama sekali terlarang. Tak ada celah yang dapat membolehkannya. Terdapat bab/pasal “Azab/siksaan bagi tukang gambar/lukis di hari kiamat”, Tercelanya bersama gambar/tukang gambar”, “Tercelanya shalat memakai gambar”, “Tak masuknya malaikat kerumah yang memajang gambar”, “Terkutuknya tukang gambar”, dan lai-lain.
Dalam “Riadhus Shalihin” Imam Nawawi, terdapat pasal “Haram menggambar binatang di kain atau batu dsb, dan perintah merusaknya”.
Dalam “Riadhus Shalihin” Imam Nawawi, terdapat pasal “Haram menggambar binatang di kain atau batu dsb, dan perintah merusaknya”.
3. Kemudian ada lagi yang beranggapan bahwa, menggambar makhluk hidup itu diperbolehkan dengan syarat (INI HANYA ANGGAPAN, BUKAN BERASAL DARI HADIST/AL-QURAN!):
- Dibuat cacat gambar tersebut (seperti poin selanjutnya)
- Hanya setengah badan/tidak utuh/cacat, karena semisalnya hanya setengah badan, jelas makhluk hidup tidak bisa hidup.
- Tidak dimaksudkan untuk menyembahnya/dijadikan berhala, dan dibuat untuk tujuan baik (misalnya untuk menggambarkan cerita muslim)
Hal-hal tersebut didasarkan oleh kisah Rasulullah SAW membuat bantal dengan gambar gajah (seperti yang disebutkan di atas, yaitu dari tirai yang dimiliki Aisyah r.a).
BAGIKU...
Aku sangat menyukai menggambar, dan aku membuatnya sekedar untuk hobi, bukan untuk disembah. Aku juga tidak memajangnya, melainkan kusimpan dalam buku sketsa. Aku juga tidak selalu menggambar manusia secara utuh, melainkan setengah badan saja. TETAPI, aku lebih mantap pada hadist yang mutlak hanya berkata "Sesungguhnya manusia yang paling keras siksaannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para penggambar.” (HR. Al-Bukhari no. 5950 dan Muslim no. 2109)".
Bagiku, hadist tersebut sudah mutlak menyatakan "GAMBAR". Dan itu lebih dari cukup buatku mendeskripsikan semua hal yang termasuk gambar. Karena hadist tersebut hanya satu kalimat dan langsung titik. Bukan ".... para penggambar, kecuali...". Rasulullah SAW BUKAN seorang peramal, tapi apa yang dikatakan beliau belasan abad yang lalu memiliki dampak di masa depan. Jadi aku berpendapat, kalau Islam membebaskan seni menggambar di masa sekarang, pastilah Rasulullah SAW tidak akan berkata demikian.
Sehingga, secinta apapun, sesuka apapun, sehobi, atau semahir apapun aku menggambar, aku lebih memilih memusnahkannya. Insya Allah semua yang pernah kugambar akan kubakar semua. Sayang memang, tapi aku lebih takut dengan konsekuensi yang akan aku tanggung kalau aku tidak segera mengehentikan dan memusnahkan yang aku buat.
Itu adalah pilihanku berdasarkan pendapatku. Buat kalian yang mempunyai dilema tentang hal serupa, semoga hal ini bisa memantapkan kalian untuk mengambil keputusan. Yang pasti, semua keputusan kita akan kita pertanggungjawabkan di hadapan-Nya kelak. Baik kita mau tetap menggambar seperti biasa, atau mulai membatasi gambar dengan tidak menyempurnakannya, atau benar-benar berhenti menggambar, semua adalah keputusan kita yang harus kita pertimbangkan dengan akal dan pikiran.
Wallahualam...
Semoga bermanfaat. :)
Sumber:
http://sicumpas.wordpress.com/2011/08/24/seputar-gambar-seni-dan-agama/
https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=362174373882609&id=356140844485962
http://filsafat.kompasiana.com/2011/12/25/penggambar-akan-mendapat-siksa-paling-keras-di-akhirat-nanti-425074.html
No comments:
Post a Comment